Informasi Terkini

Guru Taliwang dalam Kasus Tuntutan: Dari Kontroversi hingga Solidaritas

Guru Sharing
January 02, 2024
0 Comments
Home
Informasi Terkini
Guru Taliwang dalam Kasus Tuntutan: Dari Kontroversi hingga Solidaritas

 

Seorang guru agama di SMKN 1 Taliwang, Akbar Soerasa, menemukan dirinya berada di meja terdakwa dan dihadapkan pada tuntutan sebesar Rp50 juta oleh orang tua seorang murid. Konflik berasal dari ketidakpuasan orang tua tersebut atas tindakan guru mereka, Akbar Soerasa, yang memerintahkan disiplin kepada anak mereka yang enggan melaksanakan shalat berjamaah di sekolah.

Meskipun tindakan Akbar terhadap muridnya dianggap masih dalam batas wajar dan tidak mengakibatkan cedera berat atau cacat permanen, ia kini menghadapi konsekuensi hukum. Namun, Ketua Komite SMKN 1 Taliwang, Mustakim Patawari, berbicara kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sumbawa untuk memohon pembebasan Akbar Soerasa dari tuntutan tersebut.

Mustakim menjelaskan bahwa tindakan Akbar dalam mendisiplinkan siswa adalah bagian dari usahanya untuk menjadikan mereka patuh terhadap program sekolah. Dia juga menekankan bahwa pukulan yang diberikan oleh Akbar tidak mengakibatkan cedera berat atau cacat permanen pada siswa tersebut. Mustakim berharap bahwa Majelis Hakim akan menilai kasus ini dengan hati nurani untuk memutuskan pembebasan guru tersebut.

Sebagai respons terhadap kasus ini, sebuah gerakan aksi solidaritas yang dikumpulkan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) muncul, dengan tujuan membela Akbar Soerasa. PGRI merasa prihatin dengan situasi guru-guru saat ini dan mengunggah video yang menyuarakan rasa sedih mereka terkait kasus ini.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Indonesia (PB PGRI), H Ali Rahim, menegaskan bahwa tindakan mendisiplinkan siswa oleh guru sesuai dengan fatwa Mahkamah Agung. Dia menjelaskan bahwa guru memiliki peran dalam membimbing siswa ke arah yang lebih baik, terutama dalam hal akhlak.

Meskipun kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan, dengan pertemuan antara guru dan orang tua siswa, pertanyaan muncul mengapa kasus ini kemudian diproses secara hukum. Yang perlu diingat adalah bahwa tindakan Akbar terhadap muridnya adalah respons spontan seorang guru yang juga berperan sebagai figur orang tua di sekolah. Tujuannya adalah untuk mendisiplinkan anak itu dan membimbingnya menuju perilaku yang lebih baik, terutama dalam hal ibadah. Tidak ada niatan untuk menyakiti anak tersebut, dan tindakan ini merupakan bentuk spontanitas dalam usaha untuk membuat anak itu menjadi lebih baik.

Blog authors

No comments